Info Populer 2022

Orangutan – Taksonomi, Morfologi, Jenis, Habitat, Kelangkaan & Konservasi

Orangutan – Taksonomi, Morfologi, Jenis, Habitat, Kelangkaan & Konservasi
Orangutan – Taksonomi, Morfologi, Jenis, Habitat, Kelangkaan & Konservasi

Orangutan yaitu salah satu jenis dari monyet berukuran besar yang masuk dalam kalangan primata. Satwa ini terdiri atas dua sub-spesies yang dikenal dengan nama Orang Utan Kalimantan dan Orang Utan Sumatera. Walaupun berada dalam satu spesies, namun keduanya tetap memiliki ciri berlawanan.





Kedua primata yang menjadi kekayaan alam Indonesia ini berada di ambang kepunahan. Terdapat banyak faktor yang mengakibatkan penurunan populasi orangutan secara drastis, salah satunya yakni deforestasi. Oleh karena itu, pemerintah dan banyak sekali forum peduli hutan dan satwa terus mengupayakan konservasi demi keberlangsungan primata ini.






Taksonomi





Istilah orangutan diambil dari kosakata Bahasa Melayu, adalah ‘orang’ yang bermakna manusia dan ‘utan’ yang mempunyai arti hutan. Dengan demikian orang utan berarti manusia yang hidup di dalam hutan. Tidak salah kalau orangutan disebut “manusia”, sebab satwa langka ini memiliki relasi relasi dekat dengan insan.





orangutan hutan lindung




Berikut ini yaitu metode klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari orang utan, adalah:





KingdomAnimalia
Sub-kingdomMetazoa
FilumChordata
KelasMamalia
OrdoPrimata
FamiliHominidae
GenusPongo
SpesiesPongo pygmaeus




Jenis Orangutan





Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, orangutan terbagi menjadi dua sub-spesies yang berbeda. Keduanya sama-sama menghuni areal hutan di Indonesia di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera.






  • Orang Utan Kalimantan atau Pongo pygmaeus adalah salah satu sub-spesies Orangutan di Indonesia yang menghuni daratan Pulau Kalimantan. Sub-spesies ini terbagi kembali menjadi tiga jenis, yakni Pongo pygmaeus pygmaeus, Pongo pygmaeus morio, serta Pongo pygmaeus wurmbii.




  • Orang Utan Sumatera atau Pongo abelii ialah salah satu sub-spesies Orangutan yang hidup di Indonesia. Sesuai dengan namanya, jenis ini hidup di daerah hutan Pulau Sumatera.





Belum lama ini para peneliti menginformasikan penemuan sub-spesies baru orang utan. Jenis tersebut kemudian dinamakan sebagai Orang Utan Tapanuli dengan nama Latin Pongo tapanuliensis. Meski sudah dinyatakan sebagai sub-spesies ketiga sesudah Otang Utan Kalimantan dan Orang Utan Sumatera, jenis ini masih dalam tahap observasi.





Disebutkan bahwa Orangutan Tapanuli cuma hidup di sepanjang kawasan hutan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara yang meliputi tiga kabupaten di Tapanuli. Perbedaan paling mencolok dari sub-spesies ini ialah bulunya yang keriting serta terdapat kumis di atas bibirnya. Selain itu jumlah populasinya juga sangat sedikit, yaitu hanya sekitar 800 ekor.





Habitat





Sebagai kelompok primata, Orangutan secara lazim dapat hidup di areal hutan primer pada dataran rendah sampai dataran tinggi, disamping itu juga mampu hidup di kawasan pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan bahari (dpl). Akan tetapi rata-rata satwa ini mampu dijumpai di sekitar rawa-rawa hutan, sungai kecil, dan sungai besar.





Kondisi habitat Orang Utan dipengaruhi oleh kehidupannya yang sebagian besar dihabiskan untuk beraktivitas di atas pohon. Oleh sebab itu umumnya satwa ini membentuk habitat di hutan dengan tumbuhan yang didominasi famili Dipterocarpaceae. Primata ini bahkan menciptakan sarang di pohon semoga memberi fleksibilitas untuk mengamati seluruh areal hutan.





Di habitat aslinya Orang Utan tidak hanya membuat sarang untuk beristirahat, tetapi juga berkembangbiak meliputi aktivitas kawin, melahirkan, hingga membesarkan anaknya. Khusus untuk acara menciptakan sarang, Rijksen (1978) menyebutkan bahwa ada beberapa tahap yang dilalui oleh satwa ini, antara lain:






  • Melingkarkan (Rimming), merupakan tahap melekukkan satu dahan secara horizontal dan kemudian menahan dahan tersebut dengan melekukkan dahan yang yang lain untuk menciptakan bentuk lingkaran selaku sarang.




  • Menggantung (Hanging), merupakan tahap melekukkan dahan satu persatu ke bab dalam sarang, sehingga kesannya dahan tersebut berbentuk mirip mangkuk sarang.




  • Menopang (Pillaring), ialah tahap melekukkan dahan ke bab bawah sarang berupa mangkuk tadi. Lekukan ke bawah ini berfungsi sebagai kekuatan pemanis yang mau menopang sarang.




  • Melepaskan (Loose), merupakan tahap penyempurnaan sarang di mana beberapa dahan yang berasal dari vegetasi di sekeliling pohon dipatahkan untuk kemudian diletakkan di bab dasar sarang untuk menjadi alasa atau bisa juga ditaruh di bab atas sarang untuk menjadi atap.





Sebaran Orang Utan





Terdapat banyak pertimbangan perihal persebaran Orang Utan di dunia. Bila di Indonesia satwa ini cuma tersebar di sepanjang Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan, Rijksen (1978) menyatakan bahwa sebaran primata ini juga mampu ditemui dalam gua-gua di Vietnam Utara, Tiongkok, serta Sumatera.





foto bersama orangutan




Sementara itu, Galdikas (1984) memiliki pendapat yang sedikit berlawanan dan mendasarkan pandangan tersebut dari fosil Orang Utan yang didapatkan pada kurun Pleistocene. Menurutnya sebaran primata ini cukup luas mulai dari Tiongkok, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan Pulau Jawa.





Hal itu memperlihatkan bahwa pada periode lampau Orangutan bahwasanya hidup di wilayah sebaran yang sangat luas, tetapi terus mengalami penyempitan. Bahkan kini satwa ini hanya ada ada di hutan Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan, serta beberapa juga hidup di hutan Malaysia seperti di Sabah dan Serawak.





Status Kelangkaan





Menurut International Union for Conservation Nature (IUCN) Red List, Orang Utan Kalimantan atau Pongo pygmaeus yang sebelumnya berstatus Endangered atau terancam punah sekarang statusnya menjelma Critically Endangered. Status tersebut memberikan bahwa satwa ini berada pada tahap kritis dan akan punah dalam waktu bersahabat.





Hal serupa juga terjadi pada Orang Utan Sumatera atau Pongo abelii sesuai dengan data pada IUCN Red List, bahwa primata ini masuk dalam kategori Critically Endangered atau kritis dan terancam punah. Status tersebut diberikan sesudah memperhatikan kemajuan populasi satwa ini selama 75 tahun terakhir dan faktanya mengalami penurunan sebanyak 80%.





Ada banyak faktor yang mengakibatkan penurunan jumlah populasi Orangutan Kalimantan termasuk maraknya perburuan liar yang dilaksanakan di sepanjang tempat hutan Kalimantan Indonesia dan Malaysia. Sementara berkurangnya populasi Orangutan Sumatera lebih dikarenakan oleh acara penebangan hutan.





Selain itu kegiatan deforestasi juga menjadi salah satu aspek utama yang mengancam kelancaran Orang Utan. Deforestasi sendiri yakni pengalihan atau penghematan wilayah hutan menjadi area yang pemanfaatannya dimaksudkan untuk tujuan lain, seperti perkebunan kelapa sawit dan pemukiman penduduk.





Deforestasi seharusnya diikuti dengan pengendalian yang maksimal semoga satwa-satwa yang berhabitat asli di hutan mampu terjaga kelangsungan hidupnya mirip Orang Utan. Kegiatan deforestasi menjadikan daerah tinggal atau habitat primata ini makin menyusut.





Morfologi





Meskipun Orang Utan Kalimantan dan Orang Utan Sumatera berada dalam satu spesies yang sama, akan tetapi keduanya memiliki perbedaan yang cukup menonjol. Khususnya dari aspek morfologi badan. Berikut yaitu morfologi dari kedua sub-spesies ini yang sekaligus memperlihatkan perbedaannya.





Namun sebelum itu, perlu dimengerti bahwa ada beberapa kemiripan morfologi di antara keduanya. Pertama Orang Utan jantan keduanya sama-sama memiliki kantong bunyi untuk menciptakan undangan panjang dan bunyi. Seruan tersebut akan dikeluarkan untuk berkomunikasi ketika mengalami gangguan dan selaku rangsangan seks terhadap betina.





Kedua sub-spesies ini juga mempunyai fisik yang kelihatan tanpa pinggang. Kondisi tersebut disebabkan oleh rudimentasi atau terjadinya perubahan fisik pada anggota tubuh. Belum lagi leher yang sangat pendek dan perutnya yang buncit kian memperbesar kesan tidak memiliki pinggang. Keuntungannya adalah memudahkan primata ini untuk bergelantungan.





1. Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus)





Orang Utan Kalimantan memiliki bulu yang lebih gelap dibanding Orang Utan Sumatera. Warna bulu primata ini mulai dari cokelat gelap sampai cokelat kemerah-merahan pada dikala telah remaja. Saat diraba bulunya terasa agak agresif dan tidak terlampau lebat. Apabila dilihat dengan pemberian mikroskop helai bulunya berbentuk pipih.





Bentuk wajah Orang Utan Kalimantan tampak lebih bundar, alasannya memiliki alas pada bab pipi yang melebar. Bantalan tersebut melebar akhir banyaknya jaringan lemak yang ada di dalamnya. Sementara itu ukuran pada bab dagunya juga lebih pendek kalau dibanding Orang Utan Sumatera.





Tidak hanya itu saja, ukuran badan Orang Utan Sumatera juga bisa membedakan dengan sub-spesies yang berasal dari Kalimantan. Diketahui bahwa berat badan maksimal dari Orang Utan jantan yang telah akil balig cukup akal yaitu 150 kilogram dan ukuran tubuh betinanya dua kali lipat lebih kecil.





2. Orangutan Sumatera (Pongo abelii)





Orang Utan Sumatera mempunyai warna bulu yang lebih jelas, namun agak pucat ialah antara cokelat dan oranye. Ketika diraba bulu primata ini terasa sungguh halus dan juga lebih lebat dibanding bulu Orang Utan Kalimantan. Adapun dikala diperiksa menggunakan mikroskop helai bulunya berbentuk lingkaran, tipis, dan panjang.





Bentuk tampang Orang Utan Sumatera kelihatan lebih oval dibanding Orang Utan Kalimantan. Hal itu disebabkan oleh bantalan pipinya yang bergelambir dan jatuh ke bawah. Sementara bentuk dagunya juga sedikit lebih panjang, sehingga kian mempertegas kesan oval parasnya.





Ukuran badan Orangutan Sumatera juga mampu menjadi pembeda, sebab biasanya primata ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan saudaranya. Diketahui berat tubuh maksimal Orang Utan Sumatera jantan sampaumur adalah 90 kg, sedangkan ukuran betinanya bisa dua kali lipat lebih kecil.





Makanan





Telah disebutkan bahwa Orangutan mempunyai perut buncit. Hal itu cukup masuk akal mengingat pada umumnya acara primata ini dilakukan di atas pohon dengan ketinggian 10 hingga 30 meter yang lazimnya sudah tersedia masakan berupa buah-buahan. Belum lagi satwa ini memang pemalas dan lambat pada dikala berjalan.





Makanan pokok Orang Utan yakni buah, sehingga termasuk ke dalam golongan satwa frugivorous atau pemakan buah. Akan namun satwa ini juga menyantap dedaunan, bunga dari flora epifit, kulit batang pohon tertentu, serta rayap. Persentasenya yakni 60% buah, 25% daun, 15% batang, 10% serangga, dan 2% lain-lain.





Selain beberapa macam masakan tersebut, Orang Utan juga lazimmengonsumsi madu. Satwa ini cukup cerdas pada saat ingin mendapatkan madu dari sarang lebah madu. Primata ini akan menggunakan ranting pohon yang berdaun untuk digunakan sebagai pelindung di wajahnya. 





Ada  sedikit perbedaan masakan yang dimakan antara kedua sub-spesies ini. Orang Utan Kalimantan umumnya mampu mengonsumsi makanan yang beraneka ragam mulai dari buah-buahan, dedaunan, sampai serangga. Sedangkan Orang Utan Sumatera lebih sering mengkonsumsi buah, alasannya keadaan lingkungannya memungkinkan ekspresi dominan buah berjalan lama sepanjang tahun.





Perkembangbiakan





Perkembangbiakan Orang Utan Kalimantan dan Orang Utan Sumatera mengalami proses yang sama. Orangutan betina akan memasuki kurun remaja di usia 10 sampai 12 tahun, sedangkan jantan lebih cepat, adalah pada usia 8 tahun. Kehamilan pertama primata yang hidup di alam akan sedikit berbeda dengan yang dipelihara.





Orangutan betina yang hidup di alam liar umumnya hamil dan melahirkan pertama kali di usia 9 hingga 12 tahun, sedangkan yang hidup dipelihara lazimnya lebih singkat yaitu di usia 7 sampai 8 tahun. Lama abad kehamilan satwa ini sama dengan kehamilan insan, ialah 9 bulan.





Interval kehamilan pada Orang Utan betina ialah sekitar tiga hingga lima tahun, kadang juga lebih dari itu. Satwa ini setidaknya bisa melahirkan dua hingga empat kali dalam hidupnya. Meski begitu kalau daripada primata lain proses perkembangbiakan satwa ini termasuk lama.





Upaya Konservasi





World Wide Fund for Nature (WWF) bersama dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Kehutanan, Departemen Pekerjaan Umum, serta berbagai pihak lain terus berupaya menyebarkan Rencana Tata Ruang Berbasis Ekosistem di Pulau Sumatera untuk menyelamatkan hutan.





pelepasan orangutan




Orang Utan adalah satwa yang lebih bahagia hidup di alam bebas dibandingkan dengan di dalam kebun hewan ataupun penangkaran. Maka dari itu upaya konservasi yang dilakukan juga mesti melibatkan habitat orisinil primata ini agar tetap mampu lestari. Dengan begitu primata ini tetap mampu hidup dengan nyaman di habitatnya.





Salah satu hutan yang menjadi fokus utama adalah hutan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan hutan Jambi, sebab merupakan tempat introduksi Orangutan dengan alam. Sementara upaya konservasi primata ini di Pulau Kalimantan terdiri atas beberapa poin penting, antara lain:






  • Menjadi fasilitator demi merealisasikan terciptanya sebuah jaringan dari banyak sekali kawasan hutan lindung, contohnya mengelola koridor satwa secara teliti serta menentukan bahwa Orang Utan mampu lebih leluasa bergerak di alam.




  • Sehubungan dengan data yang menunjukkan bahwa sekitar 70% populasi Orangutan Kalimatan hidup di luar wilayah yang dilindungi, maka akan dipastikan bahwa seluruh tempat yang berada di dalam Kalimantan serta perbatasan Heart of Borneo yang berstatus tidak dilindungi bisa tetap dipertahankan sebagaimana wilayah yang dikelola secara berkelanjutan.




  • Melakukan kampanye dan sosialisasi seputar upaya-upaya konservasi Orang Utan kepada penduduk sekitar.





Sekalipun ada banyak lembaga pemerintah dan non pemerintah yang terus menggalakkan upaya konservasi bagi primata besar ini, pada kenyataannya tugas serta pihak-pihak yang hidup dengan satwa ini sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, disinilah pentingnya sosialisasi dilakukan.





Obyek sasaran sosialisasi ialah para orang renta dan bawah umur. Kesadaran pada diri orang bau tanah perlu dibangun agar mampu mengerti bagaimana pentingnya melindungi primata ini. Apabila kesadaran para orang bau tanah telah terbentuk, maka mereka mampu mewariskan wawasan tersebut terhadap anak cucunya.





Sedangkan sosialisasi untuk anak-anak juga diharapkan supaya mereka bisa lebih mengenal ihwal Orangutan. Berangkat dari hal itu anak-anak kemudian mampu mengerti dan mengasihi satwa satu ini. Hanya saja sosialisasi bagi anak-anak diusahakan agar lebih mengasyikkan, sehingga gampang diterima dan dipahami.





Ada banyak argumentasi yang mendasari kenapa upaya konservasi Orang Utan sungguh penting untuk dijalankan. Tanpa disadari bahu-membahu primata ini mempunyai tugas yang vital kepada kelancaran hutan, alam, lingkungan, dan pada balasannya untuk manusia juga.





Berikut ini yaitu beberapa alasan Orangutan harus dilestarikan, yakni:






  • Orang Utan yakni satwa yang juga disebut sebagai umbrella species atau spesies payung. Artinya satwa ini memiliki peran yang sangat penting terhadap kelangsungan keragaman hayati di bumi, memegang peran utama untuk regenerasi hutan dan keberagaman berbagai jenis tumbuhan liar di hutan, serta menjaga supaya ekosistem tetap sebanding.




  • Khusus untuk kiprahnya dalam membantu regenerasi hutan, Orang Utan mempunyai tugas untuk mengembangkan biji-bijian yang diperoleh dari buah-buahan hutan sebagai makanan. Proses penyebaran biji-bijian yang sudah dimakan tersebut mempunyai efek baik pada perkembangan pohon. Dengan begitu keseimbangan alam tetap berjalan.




  • Primata ini memiliki kemampuan untuk mengobati dan menyembuhkan sendiri luka atau penyakit pada tubuhnya dengan mengkonsumsi dedaunan atau buah tertentu di hutan. Hal ini menjadi unik, karena peneliti dapat melakukan observasi untuk mendapatkan jenis obat sesuai dengan apa yang dimakan oleh Orangutan.





Keunikan Orang Utan





Orangutan memiliki sederet keunikan yang menawan untuk diketahui. Berikut ini ialah enam fakta menawan seputar primata yang terancam punah ini, meliputi Orang Utan Kalimantan, Orang Utan Sumatera, dan Orang Utan Tapanuli.





1. Spesies Primata Paling Cerdas





Orang Utan diketahui selaku spesies primata yang sangat pintar. Hal ini mampu dilihat dari berbagai tingkah laris satwa ini. Misalnya bisa memakai tongkat untuk mengambil makanan, seperti buah di atas pohon dengan baik, menentukan daun yang lebar sebagai pelindung dari hujan dan terik, serta meracik obat-obatan sendiri untuk mengobati dirinya.





2.  Mempunyai Kekerabatan dengan Manusia





Salah satu fakta menawan seputar Orang Utan ialah susunan DNA yang dimiliki oleh primata ini. Menurut hasil observasi dikenali bahwa ternyata DNA Orang Utan memiliki kemiripan dengan DNA insan, bahkan tingkat kesamaannya meraih 96,4%. Hal itu memperlihatkan bahwa manusia dan Orang Utan memiliki relasi begitu bersahabat.





3. Orang Utan Jantan Mengeluarkan Seruan Panjang





Pada tenggorakan Orangutan terdapat kantong suara. Ternyata kantong bunyi tersebut mempunyai fungsi tersendiri untuk satwa primata ini. Kantong suara tersebut menciptakan bunyi lebih kencang dan panjang, bahkan jarak 1 kilometer masih bisa terdengar.





4. Panjang Lengan Orang Utan





Meski ukuran tubuhnya tidak terlalu tinggi, namun ternyata lengan Orang Utan sangat panjang bahkan melampaui ukuran lengan primata lainnya. Salah satu aspek yang memicu panjang lengan satwa ini bisa mencapai 2,3 meter ialah kebiasan hidupnya yang bergelantungan dari satu pohon ke pohon lain dengan menggunakan lengan.





5. Satwa Kuat





Meski dinyatakan memiliki korelasi yang bersahabat dengan manusia, tetapi kekuatan fisik Orang Utan masih jauh di atas manusia. Kekuatannya bahkan diperkirakan enam kali lebih besar dari insan. Bukan hanya fisik saja, melainkan juga giginya. Walaupun begitu primata ini diketahui tidak berbahaya dan justru lebih hening.





6. Pemalas dan Suka Tidur





Orangutan tidak hanya terkenal selaku satwa pemalas, tetapi juga primata yang suka tidur. Agar tidurnya lebih nyaman, satwa ini umumnya membuat kasur dari ranting-ranting di dalam sarangnya. Tidak cuma itu, seperti mirip manusia, orang utan juga akan tidur pada waktu siang hari di sela aktivitasnya.


Advertisement

Iklan Sidebar