Metode Belajar Bahasa Inggris Terbaik yang Wajib Anda Coba! – Sebagai seorang guru yang bagus, tentulah mesti mempunyai pemahaman detail tentang tata cara-sistem pembalajaran bahasa Inggris. Karena dengan mengetahui, maka seorang guru mampu mempraktikkannya, dan metode yang digunakan, tidak cuma terbatas pada itu-itu saja.
Salah satu metode yang konsisten dipraktekkan semenjak dulu, yakni Grammar Translation Method, dimana tata bahasa dan translasi bahasa, sangat sering dipakai. Inilah yang siswa jumpai pada pelajaran-pelajaran bahasa Inggris Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengan Atas, dan bahkan SMA. Guru di kelas, secara kontinu terus mengajar tata bahasa serta mengartikannya secara eksklusif apabila ada kata yang tidak dikenali oleh siswa.
Padahal, selain tata cara tata bahasa dan translasi tersebut, ada satu sistem mudah dan amat terkenal serta secara konsisten dipakai untuk berguru bahasa Inggris. Apa sistem tersebut? Simak penjelasannya:
Audio Lingual Method
Pilihan pertama jatuh pada audio lingual method. Ketika aku diajarkan menggunakan sistem ini, guru aku memerankan suatu dialog beranggotakan dua orang.
Dia bercakap-mahir tetapi siswanya tidak diberitahu arti dari setiap kata yang dia ucapkan. Kendati demikian, selaku siswa, kita harus tahu apa yang beliau ucapkan. Lalu bagaimana cara menebak maknanya? Kita hanya harus memahami makna pembicaraan melalui pose badan, mimik tampang, timing sebuah obrolan, dan juga alur dialog.
Saya contohkan timing obrolan. Ketika seseorang berdialog dengan orang lain, maka kalimat-kalimat pertama yang beliau ucapkan umumnya ialah kalimat basa basi. Basa basi tersebut mampu salam, mengajukan pertanyaan kabar, atau sekedar say hello.
Kemudian, contohnya lewat mimik muka. Jika seseorang mengangguk atau menggeleng sambil mengucapkan sesuatu, tentulah artinya tidak jauh-jauh dari kata “ya” atau “tidak”. Begitulah seterusnya, kita sebagai siswa, dipaksa terus berpikir untuk mengenali makna dari kalimat-kalimat yang ia ucapkan.
Selanjutnya, siswa diajak menghafal obrolan tadi. Tanpa mencatat sedikitpun. Hafalan yang dikerjakan oleh siswa, murni cuma dari pendengaran mereka, tanpa ada tulisan yang mesti dibaca.
Oiya, hafalan tadi dikerjakan oleh dua orang siswa dan nantinya mereka akan berpasangan untuk mempraktikkan obrolan tersebut di depan kelas. Jika siswa gagal, maka mereka diminta untuk duduk kembali, dan lalu maju lagi ke depan kelas untuk berdialog memakai percakapan yang serupa.
Setelah semua siswa hafal, barulah guru aku tadi menulis percakapan atau obrolan tersebut, di papan tulis, dimana siswa gres boleh membaca dan menulisnya.
Metode yang tampak aneh, namun setelah tiga tahun berlalu, aku masih ingat sedikit-sedikit kata demi kata, yang diucapkan oleh guru aku tadi melalui dialognya. Padahal, saya hanya mencar ilmu obrolan tersebut selama beberapa menit saja.
Mengapa mampu demikian? Ini alasannya audio lingual method, menerapkan pembelajaran bahasa sesuai dengan naluri alamiah seorang insan.
[sc:kodeadsense]
Mendengar
Pertama, kita diajarkan untuk memahami obrolan cuma dengan mendengar. Bukankah ketika kecil dahulu, kita hanya menyimak orang bau tanah bicara, lalu kita mengetahui maksudnya dari mimik muka, keras pelannya bunyi, dan gerakan badan mereka?
Nah, audio lingual method mengajarkan kita untuk berpikir. Guru saya yang mempraktikkan bahasa abnormal tanpa memperlihatkan makna tadi, sejatinya mengajak siswa-siswanya untuk berpikir secara mandiri, sehingga lalu mampu menebak maknanya.
Berbicara
Kedua, setelah mendengar, kita diharuskan untuk berbicara. Meski hanya membeo (tidak tahu artinya), tetapi latihan mengatakan itu juga sesuai dengan proses terserapnya bahasa. Sewaktu kita berumur 2-5 tahun, pasti kita mulai menirukan kalimat-kalimat yang diucapkan oleh orang tua kita, bukan?
Pada dikala itu juga, kita belum mengetahui arti secara detail mengenai apa yang dibicarakan, kita hanya mengatakan, tanpa membaca atau menulis. Karena memang kita belum mampu melakukannya.
Begitu jugalah yang diajarkan melalui audio lingual method. Metode ini meminta kita mengatakan sebab memang belum waktunya untuk membaca dan menulis. Jadi, pembelajaran bahasa Inggris yang ada ketika ini tentu saja terbalik. Siswa malah diajak untuk menulis kata, membacanya, lalu menghafalkannya. Sangat-sangat terbalik!
Membaca Kemudian Menulis
Ketiga, kita praktik membaca sebagaimana yang diminta oleh guru aku tadi, membaca obrolan yang sudah dipraktikkan..
Tentulah Anda paham, bahwa ketika kecil, tahap sesudah berbicara ialah membaca dan membaca. Baru lalu ke tahap yang keempat yakni menulis.
Nah pembaca, begitu sebaiknya pembelajaran bahasa. Urutannya adalah mendengarkan > berbicara > membaca > kemudian menulis. Jangan hingga terbalik-balik ya. 🙂
Jika Anda ingin mengetahui bagaimana detailnya sistem ini dipraktekkan, silakan cek link ini.